“Ave Maria, Gratia Plena – Salam Maria, Penuh Rahmat”
Minuman ringan atau yang
lebih dikenal dengan istilah soft drink,
selalu menjadi teman setia dikala makan di rumah makan cepat saji. Rasanya yang
unik dan menyegarkan adalah alasan untuk memilih minuman ini sebagai teman
hidangan utama. Dibalik kenikmatannya (apalagi kalo ukuran satu liter didiskon)
kandungan gula dalam minuman ini sangat tinggi, tanpa kontrol tubuh ini bisa
melar dan kena diabetes. Terlepas dari sisi buruknya, masih ada hal yang sangat
berguna. Saat nyasar dan lelah mencari alamat hostel yang berujung muka pucat
dan hampir pingsan, segelas soft drink
menyelamatkan dan mengingatkan saya cara menghirup oksigen kembali.
Lourdes tidaklah
segemerlap Paris, kota kecil ini lebih mirip sebuah desa kecil di kaki
pegunungan yang sangat tenang dan damai. Masyarakat disini berasal dari latar
belakang yang berbeda, dimulai dari orang asli Lourdes hingga keturunan
Aljazair. Mereka hidup berdampingan, saling melengkapi dan menghargai. Kota
kecil ini menjadi sangat terkenal ketika seorang anak gadis desa berjumpa
dengan Bunda Maria. Setelah perjumpaan dengan orang suci tersebut, muncul
sumber mata air yang dikenal dengan air Lourdes.
Semenjak mata air itu
muncul, banyak orang yang mengimani hal tersebut dating ke Lourdes dan mencari
berkat dengan meminum atau mengurapi wajahnya dengan air itu. Bagi orang yang
percaya, mukjizat sering timbul setelah minum air Lourdes, orang sakit
disembuhkan lewat berkat dan usaha yang diterimanya.
Setelah berdoa dan
minum air Lourdes, saya diskusi dengan adik tentang mau makan dimana. Tanpa
kami sadari, ada seorang bapak yang dari tadi mengamati percakapan kami. Segera
bapak tadi bersahut “mau makan apa?” dengan bahasa Indonesia. Bapak tadi
mengenalkan diri dengan nama Bapak Mul, beliau lama tinggal di Belanda dan
seorang bankir. Kami bertiga berbicara sangat lama hingga ditegur petugas
Lourdes untuk tenang. Setelah berpamitan pulang saya cek di google, ternyata
bapak tadi orang yang sangat dihormati di komunitas orang Indonesia di Belanda.
Sebuah kesempatan yang sangat langka dan saya beruntung bisa berkenalan dan
ngobrol dengan beliau.
Setelah transit di Toulouse, sampai juga di Lourdes
Awalnya niat cari alamat hostel modal baca peta, hanya Bunda Maria yang tau kenapa bisa nyasar padahal hostel dekat banget dari stasiun. Di kedai kebab ini, minuman ringan menyelamatkan nyawa dan penjualnya memberi tau kalo hostel yang dicari dekat sini bukan dekat kastil.
Lourdes pukul setengah enam pagi, mirip malam hari
Klaar misa minta berkat dulu sama pastor Jerman ini, keles bisa diberkatin tinggal di Jerman. Semakin lama kepala disentuh, maka semakin banyak dosa yang anda perbuat.
La Grotte, cantik banget
Tempat Santa Bernadette menghabiskan masa kecilnya.
Tips :
1. Makan di Lourdes, Pengalaman makan di Lourdes, kebab yang
dijual masih menjadi andalan, dengan porsi orang Eropa dijamin cukup kenyang. Beli
paket saja bisa lebih murah sudah termasuk minuman ringan sang penyelamat
nyawa.
2. Tidur di Lourdes, hostel Saint Etienne ini sangat bisa
diandalkan. Lokasi sangat dekat dengan grotte dan stasiun Lourdes.
3. Transportasi di Lourdes, Pengalaman transportasi selama di
Lourdes semua objek wisata bisa dicapai dengan berjalan kaki, udara di sini
sangat sejuk dan nyaman untuk jalan kaki.
0 komentar:
Posting Komentar